Tuesday, July 7, 2009

SYARAT LAA ILAAHA ILLALLAH-1


Pada masa awal dakwah Islam di Mekkah mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah berarti mempertaruhkan harta, jiwa dan keselamatannya. Karena orang-orang kafir Quraisy mengancam bakal menyiksa bahkan membunuh mereka. Oleh karenanya banyak shahabat yang menyembunyikan keimanan mereka. Pada masa ini hanya orang-orang yang sangat kuat keyakinannya yang berani masuk dalam pelukan Islam.

Setelah kemenangan Pasukan Islam dalam Perang Badar mulai muncul orang-orang munafik. Orang-orang yang menampilkan keislaman tapi menyembunyikan kekafiran di dalam relung hatinya. Orang-orang yang tidak memenuhi syarat-syarat Laa ilaaha illallah.

Ada delapan syarat yang harus dipenuhi. Eh, ….. sebentar. Karena panjangnya artikel ini saya membaginya menjadi beberapa bagian. Sekarang kita membahas dua syarat yang akan muncul setelah Anda klik

Syarat Pertama : Mengetahui maknanya

Saya sudah menulis artikel tentang Makna Laa ilaaha illallah. Silakan dibuka lagi. Berikut saya ulang dan tambah sedikit.

Kalimat Laa ilaaha illallah mengandung penafian dan penetapan. Langkah pertama adalah menafikan (dalam bahasa populer mengeliminasi) tuhan-tuhan batil. Kata tuhan di sini selalu memakai bentuk jamak karena memang banyak tuhan batil yang beredar. Yang bahkan tidak mampu mencipatakan seekor semut sekalipun. Yang tidak tahu kapan akan dibangkitkan.

Langkah kedua menetapkan Allah sebagai satu-satunya ilah yang berhak untuk diibadahi.

Allah ta’ala berfirman :

“Ketahuilah bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah ……” [QS. Muhammad : 19]
Secara harfiah Laa ilaaha illallah memang berarti tidak ada ilah/sesembahan selain Allah. Makananya adalah tidak ada ilah yang berhak untuk disembah dan menerima ibadah kecuali hanya Allah semata.

Syarat Kedua : Keyakinan yang menafikan keraguan

Setelah mengetahui maknanya kita wajib untuk meyakininya. Keyakinan ini yang akan mengenyahkan keraguan, sehingga keimanan kita akan bersemayan dengan mantab di dalam kalbu.

Allah ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rosul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” [QS. Al-Hujurat : 15]
Syarat kebenaran iman seseorang terhadap Allah dan Rosul-Nya adalah tertanamnya keyakinan dalam hatinya yang jauh dari bimbang dan ragu. Adapun orang yang ragu-ragu, maka dia termasuk golongan munafik. (Naudzubillahi min dzalik - kita berlindung kepada Allah dari yang demikian)

Allah ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.” [QS. At-Taubah : 45]
Para shahabat begitu patuh kepada Rasulullah. Bila mereka diperintah mereka menjawab : ”Kami dengar dan kami taat”. Dan mereka tidak ragu sedikitpun untuk melaksanakan setiap perintah dari Rasulullah. Hal ini terjadi karena begitu kuat keyakinan yang terpatri di dalam jiwa mereka. Inilah mentalitas umat Islam yang dewasa ini mulai memudar.

Ayo, kita perkokoh landasan keimanan ini dan semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat munafik. Amin

No comments:

Post a Comment